Pengujian Beton Segar – Dalam sebuah pembangunan konstruksi, biasanya akan memerlukan beberapa jenis beton. Salah satunya yakni beton segar. Namun sebelum menggunakannya, maka harus dilakukan sebuah pengujian beton segar.
Sebenarnya apa itu beton segar? dan apa tujuan dilakukan pengujian tersebut? Untuk bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, dalam uraian kali ini akan diberikan beberapa uraian lengkapnya. Berikut diantaranya:
Apa Itu Beton Segar?
Seperti yang telah diketahui bahwa, beton segar merupakan sebuah campuran beton yang mana telah selesai dalam proses pengadukan selama beberapa saat. Adapun karakteristik dari beton ini belum berubah atau bisa dikatakan masih plastis.
Sehingga bentuk dari beton ini masih belum terikat. Sehingga beton ini masih dapat diaduk, dituang, diangkut sehingga tidak ada kecenderungan untuk terjadinya sebuah pemisahan antara kerikil dari adukan tersebut.
Pengujian dalam Beton Segar
Pada dasarnya, pengujian dari sebuah beton segar ini biasanya dilakukan dengan tujuan agar bisa melihat sebuah konsistensi yang ada antara campuran yang ada sebagai dasar dalam menggunakan material tersebut. Perlu diketahui bahwa, pengujian beton segar ini dapat dilakukan dengan hal berikut:
Baca juga : Pengujian Beton
1. Slump Test
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk proses pengujian jenis beton segar ini adalah dengan slump test. Slump test ini dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat mudah atau tidaknya pengerjaan pada beton normal.
Adapun standar pengujian menurut ASTM pada slump test ini yakni C 143 -04. Untuk langkah yang bisa dilakukan yakni:
- Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan membasahi slump cone dan meletakkannya di tempat yang lembab, halus dan datar.
- Kemudian, isi cone tersebut dengan tiga lapisan.
- Jika sudah, padatkan tiap lapisan tersebut dengan sebuah tusukan sebanyak 25 kali.
- Ratakan permukaan sampel tersebut dengan menggunakan tamping rod.
- Jika sudah, angkat cone dalam waktu 5 detik. Dalam mengangkatnya sebaiknya tidak perlu diputar.
- Ukur Slump dari perbedaan tinggi cone yang ada dengan permukaan jatuhan beton pada titik tertinggi.
2. Slump Flow
Cara selanjutnya yang bisa dilakukan yakni dengan slump flow. Hal ini dilakukan untuk bisa mengetahui tingkat kemudahan proses pengerjaan beton tersebut apabila ditambahkan dengan ADVA superplasticizers. Langkah yang bisa dilakukan yakni:
Baca juga : Penanganan Longsoran Jalan
- Basahi bagian slump cone dan letakkan di tempat yang datar.
- Kemudian, isi cone tersebut dengan adukan beton yang telah disiapkan.
- Angkat cone tersebut secara perlahan selama 5 detik tanpa perlu diputar.
- Langkah selanjutnya yakni ukur diameter beton tersebut yang telah mengalir dari arah yang berlawanan.
- Lakukan penghitungan.
3. L-Box Test
Dalam sebuah proses pengujian beton segar ini dilakukan untuk bisa mengetahui terkait dengan mudah atau tidaknya beton tersebut mengalir dalam sebuah kotak yang mempunyai bentuk L-Box. Perlu diketahui bahwa, dalam kotak tersebut akan diberi sebuah penyekat yang berupa tulangan.
Adapun penyekat tersebut digunakan untuk bisa menguji kemampuan beton dalam proses pengaliran tersebut. Adapun hasil akhirnya biasanya dapat dilihat dengan mengetahui perbedaan tinggi setelah beton tersebut mengalir. Hal ini tentu dihitung dalam waktu tertentu.
4. Setting Time
Dalam pengujian ini biasanya disebut juga dengan waktu ikat awal. Hal ini biasanya dihitung ketika dalam proses pengujian beton segar tersebut. Perlu diketahui bahwa, waktu ikat pada beton normal serta pada jenis beton campuran, biasanya akan ada sebuah perbedaan khusus.
Itulah beberapa uraian terkait dengan pengujian beton segar yang biasanya dilakukan ketika ingin mendirikan sebuah bangunan dan memanfaatkan beton. Oleh karenanya, informasi ini penting untuk diketahui oleh para kontraktor.